
Orang yang obesitas, baru saja cedera, atau yang memiliki rematik pada tangannya paling rentan mengalami saraf kejepit. Orang-orang yang pekerjaannya melibatkan gerak anggota tubuh berulang, misalnya buruh bangunan, buruh pabrik, karyawan kantor, hingga atlet lari juga berisiko mengalami kondisi ini. Meski cukup umum, jangan sepelekan saraf yang kejepit. Jika saraf terus menerus dibiarkan tertekan oleh bagian sekitarnya (bisa tulang, tulang rawan, otot, atau tendon), lama-lama saraf Anda bisa rusak permanen. Selain rasa sakit tentunya, apalagi gejala saraf kejepit yang sebaiknya Anda waspadai?
Gejala saraf kejepit yang perlu Anda perhatikan
Gejala saraf kejepit yang dialami seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain. Begitu pula dengan intensitas keparahannya. Namun, membiarkan gejala begitu saja bisa memperparah kondisi hingga menyebabkan kerusakan saraf.Maka, Anda perlu memperhatikan beberapa gejala saraf kejepit berikut ini dan segera berobat ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
1. Rasa sakitnya seperti ditusuk benda tajam atau panas terbakar

Namun, saraf kejepit biasanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman di ujung lokasi saraf yang meradang. Misalnya jika saraf yang terjepit adalah saraf sciatic yang berada di punggung bawah, maka rasa sakitnya justru akan muncul di bagian kaki.
Rasa sakit juga bukan perih seperti luka terbuka, melainkan nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk jarum yang diikuti sensasi seperti terbakar.
2. Mati rasa atau kurang peka pada area tubuh tertentu

3. Sering kesemutan pada tangan atau kaki

Namun, parastesia hanya terjadi jika saraf terus-menerus mendapat tekanan. Jika sering terjadi, tapi tidak jelas atau ragu apa penyebabnya, ini bisa jadi tanda saraf kejepit.
4. Otot di area tubuh tertentu jadi lemah

Jika kondisi ini disertai dengan gejala lain seperti masalah koordinasi atau kesulitan bernapas, kemungkinan besar menandakan adanya penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, atau multiple sclerosis.
Untungnya, gejala saraf kejepit hanya terjadi dalam waktu singkat dan akan normal kembali setelah tekanan pada saraf perlahan berkurang, misalnya dengan dikompres.
Comments
Post a Comment