
Ketika Anda tidak sengaja menginjak paku, biasanya banyak orang menyarankan Anda untuk melakukan suntik tetanus. Namun, sebagian orang yang masih kurang memahami dengan jelas mengapa harus suntik tetanus dan apakah benar-benar diperlukan. Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini.
Sekilas tentang tetanus

Gejala tetanus biasanya akan muncul sekitar 7 hingga 10 hari setelah infeksi. Namun, dalam beberapa kasus gejala biasanya muncul dalam hitungan minggu bahkan bulan. Semakin jauh lokasi luka dari sistem saraf pusat, maka akan semakin lama pula gejala akan muncul. Sebaliknya, semakin dekat dengan saraf pusat, maka semakin cepat pula masa inkubasinya dan gejala yang muncul akan semakin parah.
Gejala yang paling sering muncul adalah timbulnya kekakuan otot dan kejang. Biasanya dimulai dari leher hingga tenggorokan, disertai gejala sulit menelan. Kemudian Anda juga bisa mengalami kejang di otot wajah dan dada yang dapat mengakibatkan kesulitan bernapas. Pada kasus yang parah, tulang belakang bisa melengkung ke belakang karena bakteri tersebut mempengaruhi otot punggung.
Selain itu, orang yang terkena tetanus juga mengalami gejala berikut:
- Demam.
- Diare dan feses yang berdarah.
- Sakit kepala.
- Peka terhadap sentuhan.
- Sakit tenggorokan.
- Berkeringat lebih banyak dari biasanya.
- Detak jantung meningkat.
- Kejang otot hingga ke leher, tenggorokan, dada, perut, tungkai, hingga punggung.
Apakah perlu suntik tetanus setelah menginjak paku?

Suntik tetanus yang diberikan dapat berupa tetanus toxoid (TT) yang sering dikenal sebagai vaksin tetanus, atau tetanus immunoglobulin (TIG) yang dikenal sebagai antibodi tetanus. Biasanya untuk luka tusuk yang tidak terlalu parah, dan Anda sudah pernah mendapatkan vaksin tetanus lebih dari 3 dosis, maka hanya perlu diberikan TT saja.
Namun, jika luka bekas tusukan merupakan luka yang kotor, cukup besar, dengan riwayat vaksin TT kurang dari 3 dosis, maka Anda perlu diberikan TT dengan tambahan TIG untuk melawan bakteri tetanus.
Pasalnya tetanus adalah infeksi bakteri serius yang bisa melumpuhkan seluruh tubuh hingga akhirnya menyebabkan kematian. Tetanus merupakan keadaan darurat medis dan suntik tetanus menjadi salah satu perawatan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Luka yang rentan tetanus harus ditangani langsung oleh dokter. Daftar luka yang termasuk berisiko di antaranya:
- Luka bakar yang memerlukan pembedahan tetapi telah tertunda selama lebih dari enam jam.
- Luka bakar yang menghilangkan banyak jaringan tubuh.
- Luka karena gigitan binatang.
- Luka tusukan seperti paku, jarum, dan lainnya yang telah terkontaminasi kotoran atau tanah.
- Patah tulang serius di mana tulang terkena infeksi.
- Luka bakar pada pasien dengan sepsis sistemik.
Namun, karena suntikan ini hanya memberikan efek jangka pendek, dokter juga akan meresepkan antibiotik seperti penicillin atau metonidazole untuk mengobati tetanus. Antibiotik ini mencegah bakteri berkembang biak dan menghasilkan neurotoksin penyebab kejang otot dan kekakuan.
Comments
Post a Comment